Pertimbangkan Untuk “Memusuhi” Kuning Telur, Sebelum Baca Artikel Ini



Oleh : Abdul Kholis



Di balik melimpahnya kekayaan alam dan keragaman budaya yang ada, Indonesia juga dikenal dengan negeri yang kaya “mitos”. Tak hanya mitos yang berkaitan dengan perilaku, namun juga mitos dalam soal makanan. Dari sebutir telur saja, sudah cukup banyak mitos negatif yang muncul. 

Salah satu mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat adalah: jangan sering makan telur, karena bisa menimbulkan bisul. Mitos ini paling populer sejak zaman dahulu kala. 

Seperti apa fakta sebenarnya? Mungkin ada benarnya, tapi hal ini tidak terjadi pada semua orang. Ada beberapa orang yang sensitif pada peptida (potongan protein) yang terdapat pada telur, sehingga bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti bisul. Sama halnya dengan alergi makan lain, masalah ini bisa diobati dengan terus-menerus mencoba mengonsumsi telur sehingga tubuh jadi kebal.

Mitos lainnya yang pernah menjadi trending topic di masyarakat adalah: jangan makan kuning telur, karena bisa menyebabkan kolesterol darah meningkat dan serangan jantung.
 
Selama beberapa dekade, kadar kolesterol darah yang tinggi memang telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan serangan jantung yang lebih tinggi. Dalam upaya untuk memangkas kadar kolesterol darah, ada komunitas medis tertentu menyarankan masyarakat untuk melakukan diet kolesterol, seperti menghindari konsumsi kuning telur. 

Tapi, ada satu hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk memusuhi kuning telur. Donald K. Layman, Ph.D., profesor ilmu makanan dan nutrisi di University of Illinois, Amerika Serikat, menemukan fakta mengejutkan dalam sebuah penelitiannya terkait dengan kuning telur.

"Menghindari kuning telur hampir tidak relevan jika Anda mengharapkan kadar kolesterol darah yang sehat dan kesehatan jantung," katanya. 

Bahkan, setelah ia melakukan studi, kurang dari setengah responden yang memiliki penyakit jantung yang ia teliti dinyatakan memiliki kadar kolesterol tinggi. Sehingga, kolesterol tinggi bukan patokan yang bisa memprediksi penyakit jantung. 

Hasil penelitian Profesor Donald K. Layman juga diperkuat oleh kajian kesehatan Patricia Vassallo, M.D., ahli jantung di Rumah Sakit Northwestern Memorial, Chicago, Amerika Serikat.
 
Menurut Patricia, “Untuk meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah secara alami, Anda harus berhenti mengonsumsi lemak trans. Makan lebih banyak makanan dengan kandungan asam lemak omega-3 yang terkandung di dalam telur dan juga serat, seperti buah dan sayur. Sehingga, Anda tak perlu bermusuhan dengan kuning telur.”

Ahli jantung ini mengatakan, telur merupakan sumber protein nomor satu yang mudah diserap. Itu artinya, tubuh Anda dapat menyerap dan menggunakan protein telur lebih baik, ketimbang dari makanan lain. Seluruh telur akan menyumbangkan sekitar 6 gram sampai 7 gram protein, tergantung pada ukuran.

Sementara itu, penelitian dari University of Surrey di Inggris telah meneliti bahwa kuning telur kaya akan fosfor, zinc, vitamin B, kolin, dan antioksidan. Bila dikombinasikan dengan putih telur, maka nutrisi yang didapatkan tubuh menjadi lebih baik, mulai dari membantu mengurangi inflamasi, penurunan berat badan lebih mudah, lebih banyak otot, dan kecerdasan otak.

Sumber Protein Super Murah 

Meski begitu besar kandungan gizi dan manfaat telur, namun sayangnya masih banyak orang yang masih enggan mengonsumsi secara rutin. Bahkan, ada yang sengaja menghindari karena terpengaruh oleh mitos-mitos negatif. Padahal, kalau dihitung dari sisi ekonomi, telur merupakan sumber protein yang lebih murah dibandingkan dengan daging, ikan, bahkan tempe sekalipun.

Tak percaya? Silakan simak tabel di bawah ini sebagai bahan pertimbangan, sebelum Anda memutuskan untuk membeli sumber protein lainnya, selain telur.


Tabel di atas menunjukan bahwa jika kita menilai harga makanan sumber protein berdasarkan harga per gram protein, maka harga protein telur ayam adalah termurah. Harga protein telur hanya Rp144/gram, lebih murah dibanding harga protein tempe (Rp181/gram). 

Untuk membuktikan bahwa telur merupakan sumber protein super murah, Anda bisa membandingkan dengan kerupuk kaleng atau keupuk lainnya. Harga 2 bongkah kerupuk kaleng ternyata lebih mahal dari sebutir telur ayam. 

Sekadar merinci buat Anda yang tak percaya, harga sebongkah kerupuk kaleng saat ini Rp1.500, sementara harga sebutir telur ayam sebesar Rp2.000. Jadi, harga dua bongkah kerupuk kaleng lebih mahal Rp1.000 dibanding harga sebutir telur ayam. Betul?

Padahal dari segi kandungan gizi, jangankan dua bongkah, sekarung kerupuk pun kandungan gizinya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan sebutir telur ayam. Tapi begitulah faktanya, kerupuk mendapat tempat yang lebih istimewa dalam pola konsumsi orang Indonesia ketimbang telur ayam. Bagi sebagian orang Indonesia, kurang afdol jika makan tanpa tersedia kerupuk.

Telur dan Wanita 

Nah, kalau info ini wajib dibaca kaum wanita. Dari sekian banyak manfaat telur, mengonsumsinya di pagi hari ternyata dapat membantu wanita menurunkan berat badan lebih cepat. Masak, sih?

Studi yang dilakukan oleh Kristine Clark, Ph.D., R.D., asisten profesor bidang nutrisi di Penn State University, Amerika Serikat, mengatakan telur lebih efektif membuat Anda kenyang lebih lama daripada menyantap karbohidrat pagi hari.

Dalam Journal of Obesity juga menemukan orang obesitas yang sarapan dua butir telur sehari dalam seminggu kehilangan 65 persen berat badan lebih cepat. Hal ini terjadi lantaran protein dalam telur mampu membuat mereka merasa lebih kenyang dan enggan untuk makan berlebih. Luar biasa, bukan?

Selain membantu penurunan berat badan, satu kuning telur tiap pagi mengandung kolin yang mendukung kesehatan otak, sistem saraf, dan terhindar dari kanker payudara.

American Journal of Clinical Nutrition juga menyatakan, kolin pada kuning telur dapat mengurangi peradangan lebih dari 20 persen dan mampu menghasilkan membran sel baru untuk hubungan saraf (dikutip dari Fitness Rx Women).

Nah, masih takut makan kuning telur? Mulai sekarang, jangan ragu untuk makan telur setiap hari agar kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi dan cerdas otak kita. (*)

Keyword: “Hari Ayam dan Telur Nasional”   
http://www.pinsarindonesia.com  
Previous
Next Post »

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

About

“Peluklah Ibumu, Sebelum Kau Berangkat Sekolah, Nak”

  Mencium tangan dan memeluk Ibu sebelum berangkat sekolah, menjadi "tradisi" setiap pagi bagi buah hati kami.   Ole...